Anime nggak melulu soal aksi penuh ledakan atau kisah cinta yang bikin baper. Ada juga anime yang justru memilih jalur emosional yang lebih dalam – membuat penonton terdiam, merenung, dan bahkan menitikkan air mata.
Salah satu contoh terbaiknya adalah Anime Grave of the Fireflies, karya klasik Studio Ghibli yang menyayat hati dan menggambarkan kerasnya realita perang dari sudut pandang anak-anak.
Disutradarai oleh Isao Takahata, film ini tidak hanya mengisahkan kehancuran akibat Perang Dunia II, tetapi juga menjadi simbol penderitaan, cinta, dan kehilangan yang sangat manusiawi.
Anime Sedih dan Menggugah Seperti Grave of the Fireflies
Kalau kamu pernah menonton dan terhanyut oleh Grave of the Fireflies, berikut ini adalah 5 anime sedih dan menggugah hati yang sejalan dalam nuansa dan pesan.
1. Barefoot Gen (1983)
Studio: Madhouse
Genre: Drama, Sejarah, Perang
Durasi: 85 menit
Kalau kamu ingin melihat sisi lain dari kehancuran bom atom di Hiroshima secara langsung dan gamblang, Barefoot Gen adalah jawabannya.
Diangkat dari manga semi-otobiografi karya Keiji Nakazawa, anime ini mengisahkan perjuangan Gen Nakaoka, bocah laki-laki yang harus menyaksikan keluarganya meninggal dunia di depan mata setelah bom dijatuhkan.
Tak seperti Grave of the Fireflies yang cenderung puitis dan emosional, Barefoot Gen menyajikan tragedi dengan cara brutal dan realistis.
Dari tubuh yang terbakar hingga kondisi masyarakat yang porak-poranda, anime ini menyampaikan pesan anti-perang yang kuat dan menyentuh secara historis.
Anime ini bukan sekadar menyedihkan – ia adalah tamparan keras tentang apa yang terjadi saat kemanusiaan dikalahkan oleh perang.
2. Tokyo Magnitude 8.0 (2009)
Studio: Bones & Kinema Citrus
Genre: Drama, Slice of Life, Tragedi
Jumlah Episode: 11
Bencana alam juga bisa menjadi latar yang sangat emosional, dan itulah yang terjadi dalam Tokyo Magnitude 8.0.
Ceritanya berfokus pada dua kakak beradik, Mirai dan Yuuki, yang terpisah dari orang tua mereka setelah Tokyo dilanda gempa bumi besar berkekuatan 8.0 skala Richter.
Dalam perjalanan pulang yang penuh tantangan, mereka ditemani oleh seorang wanita bernama Mari, yang membantu mereka bertahan hidup.
Anime ini bukan hanya menyajikan bencana sebagai latar, tapi juga menggali kekuatan cinta keluarga, pengorbanan, dan keteguhan hati dalam menghadapi kehilangan.
Ending-nya punya twist yang bakal bikin kamu terpaku dan sulit lupa.
3. Now and Then, Here and There (1999)
Studio: AIC
Genre: Sci-Fi, Drama, Psychological
Jumlah Episode: 13
Anime ini mengambil pendekatan fantasi distopia yang kelam dan penuh makna.
Meskipun termasuk isekai (karakter berpindah ke dunia lain), Now and Then, Here and There tidak menampilkan dunia penuh sihir dan keajaiban – melainkan dunia penuh kehancuran, perang, dan penderitaan.
Tokoh utamanya, Shu, dilempar ke masa depan di dunia yang tandus dan brutal akibat perang dan kelangkaan air. Di sana, dia bertemu Lala-Ru, gadis misterius yang menjadi incaran diktator kejam.
Shu mencoba menyelamatkan Lala-Ru dan menyaksikan berbagai kebiadaban manusia, termasuk eksploitasi anak dan pembunuhan.
Anime ini membuat kita merenung: bagaimana kalau manusia terus mempertahankan egonya dan melupakan rasa kemanusiaan?
4. Clannad & Clannad: After Story (2007–2009)
Studio: Kyoto Animation
Genre: Drama, Romance, Slice of Life
Jumlah Episode: 44 (2 season)
Mungkin terlihat seperti anime romantis remaja biasa di awal, namun Clannad dan terutama After Story-nya berubah jadi salah satu anime paling emosional sepanjang masa.
Mengisahkan Tomoya Okazaki, pemuda yang kehilangan semangat hidup, dan Nagisa Furukawa, gadis rapuh yang tetap berusaha tegar meski sering sakit. Setelah menikah, kehidupan mereka justru berubah drastis dan penuh tragedi.
Anime ini mengangkat tema keluarga, kehilangan, dan bagaimana bangkit dari keterpurukan.
Dengan visual indah dan soundtrack menyayat hati, Clannad bukan sekadar menghibur, tapi menyentuh setiap sisi terdalam dari emosi manusia.
Setiap orang yang pernah mengalami kehilangan akan merasa terwakili oleh anime ini.
5. In This Corner of the World (2016)
Studio: MAPPA
Genre: Historical, Slice of Life, Drama
Durasi: 129 menit
Film ini menceritakan kehidupan Suzu, gadis sederhana yang menikah dan pindah ke Kure, kota pelabuhan dekat Hiroshima, di tengah gempuran Perang Dunia II.
Cerita difokuskan pada bagaimana Suzu tetap bertahan, menjalani kehidupan rumah tangga, dan menjaga harapan di tengah kesulitan dan kekacauan akibat perang.
Yang membuat film ini menyentuh adalah pendekatannya yang sederhana tapi jujur.
Tidak ada ledakan dramatis atau efek berlebihan, tapi justru karena kesederhanaan inilah emosinya terasa sangat nyata.
Inilah potret korban perang yang jarang disorot: mereka yang tetap bertahan dan hidup di balik layar sejarah besar.
Anime seperti Grave of the Fireflies bukan hanya dibuat untuk menghibur, tetapi juga untuk menggugah kesadaran akan pentingnya empati, perdamaian, dan kemanusiaan.
Begitu pula dengan rekomendasi di atas. Meskipun menguras emosi, semua anime tersebut menyimpan pelajaran berharga yang bisa kita bawa sepanjang hidup.
Kalau kamu mencari tontonan yang lebih dari sekadar visual cantik dan aksi menegangkan, anime-anime ini layak banget masuk ke daftar tontonanmu.
Tapi ingat, tonton saat kamu sedang siap secara emosional – karena efeknya bisa membekas lama.