Jika menyebut nama-nama masjid terbesar dan paling ikonik di dunia, mungkin Baitul Mukarram belum sepopuler Masjidil Haram atau Masjid Al-Aqsa.
Namun siapa sangka, Bangladesh memiliki masjid nasional megah yang tak hanya terbesar di negaranya, tapi juga termasuk dalam 10 masjid terbesar di dunia – yakni Baitul Mukarram.
Terletak di pusat ibu kota Dhaka, Baitul Mukarram adalah simbol keagamaan, budaya, dan arsitektur yang menjadi kebanggaan masyarakat Bangladesh.
Dirancang menyerupai Ka’bah di Mekkah, masjid ini tidak hanya unik dari sisi tampilan, tetapi juga memiliki nilai sejarah, spiritual, dan sosial yang sangat mendalam.
Penasaran dengan sejarah dan keistimewaannya? Yuk, kita kupas tuntas Baitul Mukarram, masjid nasional Bangladesh yang punya cerita lebih dari sekadar tempat salat!
1. Sejarah Singkat Pembangunan Baitul Mukarram
Pembangunan Baitul Mukarram dimulai pada tahun 1959, ketika Haji Abdul Latif Bawany, seorang tokoh Muslim dan pemilik perusahaan Bawany Jute Mills, mengajukan ide untuk membangun sebuah masjid agung di Dhaka.
Ia menyampaikan gagasan tersebut kepada Mayor Jenderal Omrao Khan, administrator militer Pakistan Timur (karena saat itu Bangladesh masih bagian dari Pakistan).
Usulan tersebut disambut positif. Dibentuklah Komite Masjid Baitul Mukarram, dan lahan seluas 8,30 hektar di kawasan strategis antara Dhaka lama dan baru dipilih sebagai lokasi.
Area tersebut dulunya adalah Kolam Paltan, badan air besar yang kemudian ditimbun untuk memulai pembangunan masjid.
Pembangunan resmi dimulai pada 27 Januari 1960, dan salat pertama diadakan pada 25 Januari 1963, diprakarsai oleh Presiden Pakistan saat itu, Ayub Khan.
2. Struktur Megah dan Kapasitas Luar Biasa
Baitul Mukarram menjulang hingga 30,18 meter dan terdiri dari delapan lantai. Dengan desain yang kompak namun luas, masjid ini dapat menampung lebih dari 30.000 jamaah dalam satu waktu, menjadikannya sebagai salah satu masjid terbesar di Asia Selatan.
Fasilitas Utama:
- Lantai dasar digunakan sebagai area komersial (pasar besar).
- Lantai dua hingga enam merupakan area utama untuk salat.
- Ruang khusus untuk perempuan, lengkap dengan wudu dan perpustakaan.
- Area tambahan seluas 39.899 kaki persegi digunakan saat salat Jumat dan hari besar Islam seperti Idul Fitri.
Dengan lokasi di jantung kota Dhaka dan kapasitasnya yang besar, Baitul Mukarram menjadi pusat aktivitas keagamaan dan sosial umat Islam di Bangladesh.
3. Arsitektur: Simpel Tapi Sarat Makna
Apa yang membedakan Baitul Mukarram dari masjid lain? Tentu saja desain arsitekturnya yang menyerupai Ka’bah di Mekkah, namun dikombinasikan dengan unsur Mughal dan modern.
Arsitek asal Pakistan, Abdulhusein M. Thariani, merancang masjid ini dengan pendekatan geometris yang mencerminkan:
- Kesederhanaan dan kekuatan visual Ka’bah.
- Motif-motif Islam klasik yang dipadukan dengan modernitas.
- Ruang ibadah luas tanpa pilar tengah untuk menciptakan atmosfer yang lapang.
Kubah utama dihiasi ornamen geometris Islam yang merepresentasikan hubungan antara dunia dan spiritualitas.
Sementara menara-menara menjulang tinggi menjadi simbol keterhubungan antara langit dan bumi.
4. Peran Sosial dan Budaya yang Kuat
Baitul Mukarram tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Ia adalah pusat integrasi sosial dan budaya masyarakat Bangladesh.
Peran Kunci:
- Pusat dakwah dan pendidikan Islam, termasuk seminar, ceramah, dan pengajaran Al-Qur’an.
- Tempat berlangsungnya acara keagamaan besar, seperti salat Idul Fitri dan Idul Adha.
- Ruang inklusif bagi semua lapisan masyarakat, dari berbagai latar belakang dan usia.
Karena letaknya yang strategis dan kapasitasnya yang besar, masjid ini menjadi titik kumpul nasional, apalagi saat momen keagamaan penting.
Baitul Mukarram menjadi lambang kesatuan umat dan harmoni sosial di tengah masyarakat multikultural Bangladesh.
5. Simbol Ketahanan dan Kemajuan Bangladesh
Selama Perang Kemerdekaan Bangladesh tahun 1971, Baitul Mukarram tetap berdiri kokoh dan menjadi simbol harapan di masa-masa sulit.
Bahkan, setelah merdeka, masjid ini bertransformasi menjadi ikon kebangkitan bangsa.
Kini, Baitul Mukarram tidak hanya mempertahankan peran spiritual, tetapi juga ikut mendorong modernisasi nilai-nilai Islam, tanpa kehilangan akar budaya dan tradisi lokal.
Fasilitas Tambahan Modern:
- Perpustakaan Islami dan digital.
- Pusat riset keagamaan dan sosial.
- Aktivitas sosial, edukasi, dan kemanusiaan.
Masjid ini beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa mengorbankan kesuciannya, menjadikannya simbol Islam yang dinamis dan progresif.
6. Wisata Religi dan Destinasi Budaya
Bagi wisatawan Muslim (dan non-Muslim), Baitul Mukarram juga menjadi destinasi wisata religi populer di Bangladesh. Banyak turis lokal dan internasional datang untuk mengagumi:
- Desain arsitektur yang unik.
- Atmosfer spiritual dan damai di tengah hiruk-pikuk kota.
- Nilai sejarah dan budaya Islam Bangladesh.
Masjid ini layak dikunjungi bagi siapa pun yang ingin mengenal lebih dalam wajah Islam di Asia Selatan.
Baitul Mukarram bukan hanya masjid nasional, tapi juga ikon arsitektur, simbol kebudayaan, dan pusat spiritual masyarakat Bangladesh.
Terinspirasi dari Ka’bah, masjid ini berdiri sebagai pengingat kuat akan pentingnya iman, persatuan, dan toleransi dalam membangun bangsa.
Dari sejarahnya yang panjang, desainnya yang mengagumkan, hingga perannya dalam masyarakat, Baitul Mukarram membuktikan bahwa tempat ibadah bisa menjadi jantung kehidupan berbangsa dan berbudaya.
Kalau kamu berkunjung ke Dhaka, jangan lupa mampir ke masjid megah ini – bukan hanya untuk melihat bangunannya, tapi juga untuk merasakan jiwa spiritual yang hidup di setiap sudutnya.