Scroll untuk baca artikel
Shopee Diskon 50%
Sejarah & Budaya

Museum Ullen Sentalu: Menyelami Budaya dan Sejarah Bangsawan Mataram di Kaki Gunung Merapi

Avatar photo
×

Museum Ullen Sentalu: Menyelami Budaya dan Sejarah Bangsawan Mataram di Kaki Gunung Merapi

Share this article
Museum Ullen Sentalu: Menyelami Budaya dan Sejarah Bangsawan Mataram di Kaki Gunung Merapi

Di lereng sejuk Gunung Merapi, tepatnya di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, berdiri sebuah museum unik yang membawa pengunjung menyusuri jejak sejarah dan budaya para bangsawan Mataram.

Museum Ullen Sentalu bukan sekadar tempat penyimpanan artefak kuno, melainkan sebuah ruang hidup yang menarasikan keindahan seni, tradisi, dan nilai-nilai luhur kerajaan besar di tanah Jawa.

Tokopedia Waktu Indonesia Belanja

Lokasi dan Akses Menuju Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu berlokasi di Jalan Boyong Km 25, Kaliurang Barat, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berada di kawasan pegunungan, suasana sekitar museum terasa sejuk dan asri, sangat mendukung pengalaman wisata edukasi yang nyaman.

Untuk mencapai museum ini:

  • Dari pusat Kota Yogyakarta, perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit hingga 1 jam dengan mobil atau motor.
  • Akses jalan cukup baik dan tersedia berbagai pilihan transportasi seperti kendaraan pribadi, taksi, maupun transportasi online.
  • Jika menggunakan bus umum, pengunjung bisa turun di Terminal Pakem dan melanjutkan perjalanan dengan ojek.

Sejarah Berdirinya Museum Ullen Sentalu

Pendirian Museum Ullen Sentalu digagas oleh Keluarga Haryono, bangsawan Yogyakarta yang memiliki kedekatan erat dengan Keraton Surakarta.

Mereka merasa prihatin terhadap semakin lunturnya nilai-nilai budaya adiluhung Jawa, sehingga terdorong untuk melestarikannya melalui museum.

Pada awal 1990-an, ide mendirikan museum ini mendapat dukungan penuh dari tokoh-tokoh pewaris Mataram Islam, seperti:

  • Pakubuwono XII (Surakarta)
  • Paku Alam VIII (Pakualaman)
  • GBPH Poeger (putra Sultan Hamengkubuwono VIII)
  • Siti Nurul Kusumawardhani (Putri Mangkunegara)

Dukungan juga datang dari Hartini Soekarno, istri Presiden Soekarno. Semua dukungan tersebut kemudian dirangkum dalam pembentukan Yayasan Ulating Blencong.

Nama “Ullen Sentalu” sendiri merupakan akronim dari falsafah Jawa: Ulateng Blencong Sejatining Tataraning Lumaku, yang berarti “cahaya dari blencong (lampu wayang) sebagai petunjuk jalan kehidupan.”

Baca Juga:  Museum De Javasche Bank, Jendela Sejarah Perbankan Indonesia di Surabaya

Filosofi ini menjadi roh dari misi museum untuk menerangi pemahaman budaya Jawa.

Museum Ullen Sentalu resmi dibuka untuk umum pada 1 Maret 1997, diresmikan oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta saat itu.

Koleksi dan Keunikan Museum Ullen Sentalu

Koleksi dan Keunikan Museum Ullen Sentalu

Salah satu hal yang membuat Museum Ullen Sentalu berbeda dari museum lain di Yogyakarta adalah konsep arsitekturnya.

Mengusung gaya gothic Eropa yang dipadukan dengan nuansa Jawa klasik, bangunan museum tampak misterius sekaligus elegan.

Lorong-lorong batu, taman-taman kecil, dan jalur-jalur tersembunyi menciptakan pengalaman kunjungan yang magis.

Beberapa area penting dan koleksi yang bisa dijelajahi antara lain:

1. Ruang Seni Tari dan Gamelan

Di ruangan ini, dipamerkan seperangkat gamelan asli dari Kasultanan Yogyakarta, yang dulunya digunakan untuk pertunjukan wayang kulit. Koleksi ini menunjukkan pentingnya seni pertunjukan dalam budaya kerajaan Jawa.

2. Guwa Sela Giri

Guwa Sela Giri merupakan ruangan berbentuk gua yang memamerkan lukisan-lukisan, dokumentasi visual, dan catatan sejarah tentang tokoh-tokoh penting dalam Kerajaan Mataram.

3. Kampung Kambang

Dirancang dengan konsep labirin di atas kolam, Kampung Kambang terdiri dari lima ruang yang memamerkan:

  • Batik Vorstenlanden (batik gaya keraton)
  • Karya sastra klasik
  • Lukisan potret bangsawan
  • Aksesori pribadi Ratu Mas, istri Amangkurat I

Setiap ruangan membawa pengunjung lebih dekat dengan kehidupan dan estetika para bangsawan Jawa di masa lalu.

4. Koridor Retja Landa dan Ruang Budaya

Area ini menyimpan arca-arca Hindu-Buddha, koleksi etnografi masa Mataram Islam, serta artefak yang menceritakan sejarah politik, ekonomi, hingga kehidupan sosial Kerajaan Mataram.

Beberapa kisah tentang putri-putri keraton yang jarang terungkap ke publik juga ditampilkan di sini.

5. Koleksi Tambahan

Sebagian koleksi Museum Ullen Sentalu berasal dari:

  • Koleksi pribadi Keluarga Haryono
  • Hibah dari Yayasan Ulating Blencong
  • Donasi dari keluarga keturunan Kerajaan Mataram Islam
Baca Juga:  Pesona Wisata Religi di Kota Jakarta

Semua koleksi ini adalah barang asli, bukan replika, sehingga memberikan nilai sejarah yang tinggi.

Pengalaman Unik di Museum Ullen Sentalu

Museum ini tidak hanya memamerkan benda-benda bersejarah, tetapi juga menyuguhkan tur berpemandu (guided tour) yang interaktif.

Pemandu akan menjelaskan setiap koleksi, kisah para bangsawan, hingga filosofi di balik artefak yang dipajang.

Selain itu, suasana sejuk dan asri Kaliurang membuat kunjungan ke museum ini terasa seperti pelarian kecil dari hiruk-pikuk kota.

Tips Berkunjung ke Museum Ullen Sentalu

  • Ikuti tur berpemandu untuk mendapatkan pengalaman maksimal, karena penjelasan pemandu sangat memperkaya pemahaman tentang koleksi yang ada.
  • Gunakan pakaian nyaman dan sepatu anti selip, mengingat beberapa jalur di museum berupa jalan setapak berbatu.
  • Dilarang memotret di dalam area pameran utama, jadi nikmati keindahan museum secara langsung.
  • Datang di pagi hari untuk menikmati suasana lebih tenang dan udara lebih segar.

Museum Ullen Sentalu adalah jendela untuk memahami kekayaan budaya Jawa, khususnya warisan para bangsawan Mataram.

Dengan koleksi eksklusif, suasana mistis namun elegan, serta filosofi luhur yang mengalir di setiap sudutnya, Ullen Sentalu menawarkan pengalaman wisata sejarah yang tidak biasa.

Jika kamu mencari pengalaman yang lebih dalam dari sekadar melihat candi atau berbelanja di Malioboro, Museum Ullen Sentalu adalah jawabannya.

Tempat ini mengajak kita menyelami akar budaya bangsa dengan cara yang intim, artistik, dan penuh makna.